Hubungan 5S dengan
Balanced Scorecard
Oleh. Janususilo
Meningkatnya kompetisi global dan lokal merupakan
kenyataan yang banyak perusahaan dengan berbagai ukuran harus hadapi setiap
hari. Lingkungan daya saing yang lebih agresif mengharuskan mereka untuk terus-menerus
meningkatkan produktivitas mereka dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidup jangka panjang serta kualitas dan kuantitas pekerjaan yang mereka
berikan.
Produktivitas dan daya saing dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor eksternal mencakup politik, sosial dan kondisi ekonomi, mekanisme kelembagaan dan kebijakan pemerintah. Meskipun faktor ini dapat memiliki dampak yang signifikan, perusahaan tidak dapat mengendalikan mereka.
Namun perusahaan memiliki kontrol yang lebih besar pada
faktor internal, yang mereka dapat manfaatkan untuk meningkatkan kinerja
mereka. Faktor-faktor ini termasuk:
r Menghormati hak-hak buruh
r Penggunaan peralatan dan teknologi yang tersedia secara
efisien
r Mengembangkan dan memanfaatkan keterampilan para pekerja
r Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
r Terapkan praktek-praktek manajemen partisipatif
Implisit didalam masing-masing perusahaan dalam
meningkatkan kinerja adalah pemahaman bahwa cara orang diperlakukan dan
dikelola serta cara mereka berkomunikasi dan bekerjasama satu sama lain sangat
penting untuk produktivitas dan daya saing.
Dalam rangka peningkatan Produktivitas
di Organisasi/Perusahaan perlu dilandasi oleh Disiplin, Sikap Mental dan
Kerjasama Team yang Solid yang mengarah kepada pencapaian Tujuan yang telah
ditetapkan dalam Perencanaan Strategik suatu Perusahaan. Untuk itu dibutuhkan
kerjasama di tempat untuk:
r Memfasilitasi
kesepakatan mengenai kebijakan bisnis dan praktek-praktek tempat kerja
yang dirancang untuk peningkatan produktivitas
r Memperkenalkan metode-metode kerja baru di berbagai area
kerja di perusahaan.
r Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
r Meningkatkan fleksibilitas perusahaan dan mengurangi
waktu yang diperlukan untuk merespon pergeseran pasar
r Mendorong inovasi dan untuk berbagi informasi
Untuk itu dapat
membangun kerjasama ditempat kerja harus memiliki : Kepercayaan , Respect dan
Komunikasi antara Pekerja dan mansjemen
Kerjasama akan dapat
terjalin dari tiga faktor tersebut dan
didukung oleh :
1.
Displin, Disiplin atas
dasar keterpaksaan terjadi
karena
diawasi ketat
dengan sanksi
berat. Tanpa pengawasan maka kembali seperti semula, jadi tidak menjadi kebiasaan. Sedangkan disiiplin atas dasar kesadaran sendiri adalah abadi karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari
dan menjadi
sikap mental dan sikap hidup, karena dilakukan secara sadar. Hal ini dapat dicapai karena :memahami manfaat; dimulai dari yang mudah dan meningkatkan motivasi dan moral, sesuatu yang memberi hasil nyata walaupun hanya sedikit, akan menyenangkan dan memberi kebanggaan dan
mau mengerjakannya berulang-ulang atas kemauan sendiri
2.
Sikap Mental yang lebih Produktif adalah Perubahan tabiat
buruk
menjadi disiplin hanya dapat dilakukan secara bertahap dan sistematis mulai dari yang
mudah
ketingkat yang lebih sulit, dari yang sederhana (praktis) ketingkat yang lebih sulit (sedikit demi sedikit), dari hal yang kecil ke hal lebih besar, dimulai dari diri sendiri ditempat kerja.
5S merupakan metoda pendekatan untuk menanamkan
disiplin atas dasar kesadaran sendiri di
rumah tangga, disekolah dan di tempat kerja. Pendekatan
5S
adalah melakukan sesuatu dari yang mudah, kecil tapi terus menerus hal ini
dikenal dengan Kaizen.
Menurut pendekatan
5S
disiplin itu diartikan
sebagai sikap mental manusia yang dengan sadar dan kreatif
(tanpa tekanan)
mau menciptakan
suatu
kondisi
diri dan lingkungannya sesuai dengan prinsip-prinsip produktivitas. Dengan demikian
penekanan bukan
pada aturan yang
dibuat, akan
tetapi pada
proses bagaimana
manusia itu menciptakan aturan pada dirinya dengan mudah dan sederhana (praktis) sesuai dengan standar operasi.
5S adalah rangkaian kegiatan sebagai berikut
yang dilakukan terus menerus :
• Sisihkan barang yang tidak diperlukan menjadi basis dari plant relayout.
• Susun barang yang diperlukan menjadi basis dari inventory dan online information.
• Sasap atau seka semua bagian
mesin dan peralatan menjadi basis dari TPM
• Sosoh adalah Susun SOP dan Lakukan
Sebagai Standar Pelaksanaan Pekerjaan
• Suluh kepada semua untuk menjadikan kebiasaan secara otomatis menjadi basis TQC
dan Corporate Culture
Dari gambar dapat dilihat tahapan penggunaan
tools sebagai berikut:
·
Anda
tidak Mungking menyusun kembali layout melalui penerapan industrial engineering
Practices (EIP) , jkia dalam stu tempat masih banyak sampah, kotoran dan
barang-barang yang semerawut
·
Anda
tidak mungkin mengetahui potensi kerusakan peralatan dan memperbaikinya segera
melalui Total Productive maintenance (TPM) kalau peralatan penuh debu dan
kotoran
·
Anda tak
mungkin menghindar
dari kecelakaan tertimpa
tumpukan barang sebelum menata tingginya barang yang ditumpuk, (K3)
·
Anda tidak termotivasi dan moral turun akibat tempat yang tidak teratur, bersih dan higieni
Dengan Menerapkan 5S sebagai fondasi
peningkatan produkivitas yang bermuara pada : Produksi, Quality, Cost,
Delivery, Safety dan Moral
|
Dalam Hubungannnya dengan Balanced
Scorecard adalah untuk meningkatkan
produktivitas melalui 4 perspektif yaitu : Financial, Customer, Internal
Process dan Learning & Growth untuk meningkatkan profit suatu perusahaan
melalui kebijakan Peningkatan Pendapatan datau pengurangan biaya produksi. Jika
kita amati maka semua bermuara kepada PQCDSM yang lebih efisien dan efektif.
Hal tersebut akan tercapai dengan persyaratan : Pekerja Yang memiliki sikap
mental Produktif, Self Disiplin, Kerjasama, Komptensi yang dibutuhkan dalam
jabatannya.
Dengan demikian sangatlah kuat
hubungan 5S dengan penerapan BSC di dalam Perusahaan sebagai salah satu tools
dalam upaya Peningkatan produktivitas secara Berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar