Minggu, 03 Juni 2012

TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS


TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS
 
 BAB I
PENDAHULUAN


A.           Latar Belakang

Dari analisis ekonomi diakui bahwa produktivitas merupakan salah satu indikator paling penting dalam aktivitas ekonomi. Produktivitas merupakan kunci pendorong vital dalam pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai daya ungkit (leverage) bagi pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Itulah salah satu alasan mengapa dewasa ini banyak Negara yang berlomba dalam meningkatkan produktivitas.

Perbaikan produktivitas bermakna keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini pengertian produktivitas merupakan sikap mental (attitude of mind) dan cara pandang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Menyadari hal tersebut, maka dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya menerapkan konsep produktivitas dan prinsip-prinsip produktivitas. Namun masih banyak pula yang belum menyadari bahwa produktivitas adalah kunci sukses untuk memenangkan persaingan.
Pada umumnya, bila tujuan adalah memperbaiki produktivitas, maka perlu pengukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas berguna untuk menyusun rencana strategi organisasi baik pada tingkat makro maupun mikro. Tidak hanya menyediakan alat untuk mengetahui apakah tujuan strategi telah tercapai atau tidak, tetapi pengukuran tersebut juga berhubungan dengan kinerja produktivitas.

Selain itu, dengan sistem pengukuran produktivitas, setiap orang menjadi lebih sadar bagaimana produktivitas. Sebagai konsep yang abstrak, produktivitas memberikan ukuran yang lebih konkrit. Sebagai alat diagnostik, keadaan produktivitas menurut waktu akan mengungkapkan masalah-masalah yang membutuhkan perhatian dengan segera dan akan terfokus pada masalah prioritas.

Salah satu kriteria yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan perekonomian di suatu Negara atau daerah adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara lebih rinci sering pula diulas factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, tidak banyak yang secara sistematis membahas sumber-sumber atau factor produksi yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB. Begitu pula seberapa besar kontribusi dari masing-masing factor belum pernah ada yang memperkirakannya. Terlebih lagi belum pernah dilakukan pemisahan factor pengaruh pertumbuhan, apakah karena pertumbuhan input produksi atau karena pertumbuhan produktivitas.

Dengan mengetahui kontribusi masing-masing faktor produksi dan dapat dipisahkannya antara faktor input dan produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi, perencanaan dan kebijakan ekonomi dapat dibuat lebih baik dan lebih terarah. Jika faktor produksi modal ternyata mempunyai kontribusi lebih tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di suati Negara atau daerah dibandingkan dengan faktor produksi lainnya, maka pemerintah bias membuat perencanaan untuk meningkatkan kontribusi tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Sedangkan jika faktor produksi tenaga kerja lebih dominant, perlu dilihat apakah balas jasa tenaga kerja telah berkembang lebih pesat dari produktivitasnya, atau karena pemakaian tenaga kerja terlalu banyak.

Secara teoritis, pertumbuhan ekonomi yang hanya didorong oleh akumulasi investasi bukanlah merupakan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Terlebih lagi jika modal diperoleh dengan pinjaman luar negeri dan dipakainya tidak efisien. Demikian pula jika pertumbuhan output hanya didorong oleh pemakaian tenaga kerja yang lebih banyak berarti tingkat kehidupan pekerja tidak berubah, karena tingkat upah dan gaji tidak meningkat. Jika pertumbuhan output diakibatkan hanya karena pertumbuhan input (modal dan tenaga kerja) berarti produktivitas tidak meningkat. Pertumbuhan output yang sama dengan pertumbuhan capital dan tenaga kerja, berarti tidak terdapat sisa output yang bebas dan bisa dibagikan untuk peningkatan pendapatan tenaga kerja dan tau peningkatan return to capital. Berarti pendapatan per tenaga kerja tidak bisa meningkat, sehingga tidak ada peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, walaupun kesejahteraan penduduk secara keseluruhan bisa meningkat karena lebih banyak tenaga kerja yang bisa diserap oleh pasar kerja. Demikian pula berarti pertumbuhan output hanya cukup untuk membayar return to capital tidak ada sisa yang dapat digunakan untuk investasi pada tahun berikutnya.

Pertumbuhan ekonomi hanya karena pertumbuhan input (input driven) seperti ini sangat labil, terlebih jika investasi berasal dari modal atau pinjaman luar negeri. Jika terjadi krisis kepercayaan (tidak ada investasi atau pinjaman dari luar negeri), maka pertumbuhan ekonomi bisa negative, seperti yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pertambahan capital dan tenaga kerja memang masih bermanfaat, yaitu pertama, untuk meningkatkan pendapatan per kapita, karena semakin banyak penduduk yang bisa bekerja dan mendapatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan akan dapat meningkatkan tabungan yang kemudian juga bisa diinvestasikan. Kedua, pangsa investasi tidak diklaim semua pada satu tahun, tetapi hanya sebagian (berupa return to investment per tahun). Sisanya merupakan additional return yang bebas dan sebagian dapat diinvestasikan kembali.

Selama kondisi ekonomi normal, reinvestasi bisa berjalan dan ekonomi tumbuh, tetapi jika terjadi krisis maka sebagian besar re-investasi dan investasi baru tidak bisa terjadi, dan ekonomi kemudian merosot. Karena itu, pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah jika disertai dengan dengan kenaikan produktivitas, yang merupakan sisa pertumbuhan output setelah dikurangi dengan kontribusi dari pertumbuhan modal dan tenaga kerja. Kelebihan outpun ini merupakan hak ekonomi nasional karena kita bekerja dengan lebih produktif, lebih efisien, menerapkan teknologi tepat guna dan tenaga kerja yang lebih terampil.

Sisa output ini bisa digunakan untuk meningkatkan gaji karyawan serta peningkatan return to capital atau reinvestasi. Dengan demikian, walaupun investasi atau pinjaman dari luar negeri berkurang, masih ada sifat output yang bisa digunakan untuk investasi. Sisa output inilah yang bisa menjamin secara akumulatif berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.

B.       Tujuan dan Sasaran

Tujuan pengukuran Total Faktor Produktivitas (TFP) adalah untuk :

1.        Menyediakan data dan informasi pengukuran Total Faktor Produktivitas
2.        Memasyarakatkan pengukuran Total Faktor Produktivitas
3.        Mendorong pemerintah untuk menggunakan hasil pengukuran Total Faktor Produktivitas sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi nasional, sektoral dan regional.

Sasaran pengukuran produktivitas TFP adalah tercapainya peningkatan motivasi pemerintah untuk menerapkan konsep produktivitas dan peningkatan kemampuan dalam penerapan Total Faktor Produktivitas.




C.           Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran TFP ini meliputi Pendahuluan;  Konsep, Metode dan Mekanisme Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Tahapan Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Monitoring dan Evaluasi

D.           Pengertian

1.   Produktivitas
-     Produktivitas secara konsep adalah berdasarkan keyakinan bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
-     Produktivitas secara matematis adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).

2.    Produk Domestik Bruto

Penjumlahan nilai tambah dalam satu periode tertentu di suatu wilayah tertentu dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tambah yang diciptakan, diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor ekonomi yaitu, sektor pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik-gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan-hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

a.        Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor pertanian mencakup sub sektor: Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya, Kehutanan, Perikanan, dan Jasa Pertanian. Nilai tambah sektor pertanian dihitung melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi  dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output setiap komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga produsen komoditi yang bersangkutan.

b.        Sektor Pertambangan dan Penggalian
Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian, dikelompokkan dalam tiga subsektor, yaitu; pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan bukan migas dan penggalian. Nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.

c.        Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yaitu industri pengolahan minyak dan gas bumi (migas) dan industri pengolahan bukan migas. Subsektor Industri Pengolahan Minyak dan Gas Bumi mencakup kegiatan pengilangan minyak dan gas bumi serta pengolahan, penampungan, pendistribusian gas alam cair dengan tujuan untuk dijual atau dipasarkan. Pendekatan penghitungan output untuk kegiatan ini menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-masing tahun.

Subsektor Industri Pengolahan Bukan Migas dibedakan atas dua bagian berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlihat, yaitu: industri besar dan sedang/IBS (tenaga kerja ≤ 20 orang), serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga / IKKR (tenaga kerja 1 – 19 orang). Penghitungan nilai tambah IBS dilakukan dengan menggunakan pendekatan produksi, sedangkan  penghitungan nilai tambah IKKR dilakukan dengan menggunakan pendekatan tenaga kerja.

d.        Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Subsektor listrik mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN maupun oleh perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Sub sektor Gas Kota meliputi penyediaan, transmisi dan penyaluran gas kota kepada konsumen dengan menggunakan pipa dan hanya dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero)/PGN. Kegiatan subsektor air bersih mencakup proses pengadaan, pembersihan, penyulingan/pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain untuk dijual ke rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. Nilai tambah sektor listrik, gas dan air bersih dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.

e.        Sektor Konstruksi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pemasangan/instalasi, pembongkaran, dan perbaikan bangunan. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Metode yang digunakan untuk memperkirakan NTB sektor konstruksi adalah melalui pendekatan arus barang. Penggunaan metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa besarnya output sektor konstruksi sejalan dengan besarnya input komoditi dan non komoditi yang dipakai untuk mendirikan suatu bangunan. Artinya antara output yang dihasilkan dan input yang digunakan dalam sektor konstruksi mempunyai hubungan linier.

f.         Sektor Perdagangan, Hotel dan Retoran
Kegiatan subsektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, dengan tujuan untuk disalurkan tanpa mengubah sifat barang tersebut. NTB subsektor perdagangan dihitung dengan metode arus barang. Output atau marjin perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Subsektor hotel mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. NTB subsektor hotel diperoleh dengan menggunakan pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam kamar dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan indikator harganya. Subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung output restoran yaitu melalui pendekatan produksi.



g.        Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kegiatan yang dicakup dalam subsektor pengangkutan terdiri atas jasa angkutan jalan rel; angkutan jalan raya; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; dan jasa penunjang angkutan. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi. Subsektor komunikasi terdiri dari kegiatan pos dan giro, telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi. Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi.

h.        Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
Subsektor keuangan terdiri dari usaha Bank, Jasa Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian dan Lembaga Pembiayaan. Subsektor Real Estate meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.

Subsektor Jasa Perusahaan mencakup kegiatan pemberian jasa hukum, jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan, dan jasa lainnya (misal jasa penyelenggaraan pameran).

i.          Sektor Jasa-jasa
Jasa-Jasa mencakup subsektor Jasa pemerintahan umum dan Jasa Swasta. Jasa pemerintahan umum terbagi dua kegiatan yaitu Jasa administrasi pemerintahan dan pertahanan dan Jasa pemerintahan lainnya. Jasa pemerintahan lainnya meliputi kegiatan pemerintah di bidang jasa sosial dan kemasyarakatan (seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya) serta jasa hiburan dan rekreasi yang diberikan oleh unit-unit  pemerintah secara individu kepada masyarakat. Jasa Swasta terbagi dalam tiga kegiatan yaitu Jasa sosial dan kemasyarakatan, Jasa hiburan dan rekreasi dan Jasa perorangan dan rumah tangga.

3.    Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Terminologi lain dari kapital yang digunakan dalam SNA (1968) adalah pembentukan modal tetap bruto/PMTB (gross fixed capital formation/GFCF), yang secara konsepsi identik dengan besarnya investasi phisik yang direalisasikan di suatu negara/wilayah pada suatu waktu tertentu (physical domestic investment). Pembentukan modal tetap domestik bruto didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun/lebih.Disebut sebagai pembentukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada satu waktu tertentu. Istilah bruto mengindikasikan bahwa didalamnya masih termasuk unsur penyusutan. 
Pembentukan modal tetap domestik bruto dapat dibedakan atas:
a.   Pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi;
b. Pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan;
c.   Pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan; dan
d.   Pembentukan modal untuk barang modal lainnya.

4.  Stok Kapital
Stok kapital didefinisikan sebagai persediaan berbagai jenis barang modal yang berujud (phisik) seperti bangunan, mesin-mesin dan peralatannya, kendaraan, serta barang modal lainnya yang memberikan kontribusi terhadap kelangsungan suatu proses produksi. Barang modal yang menjadi input dalam proses tersebut tidak habis digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun (final use). Namun konsep ini tidak berlaku bagi barang modal yang mempunyai nilai relatif kecil/murah tetapi mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun seperti peralatan tulis-menulis, kalkulator, peralatan makan, cangkul dan sabit           di pertanian, dan sejenisnya, karena barang-barang tersebut dianggap sebagai barang antara (intermediate inputs) yang akan digunakan habis dalam proses produksi.
Kapital atau barang modal yang dalam pengertian sesungguhnya lebih menekankan kepada aspek riil dari pada moneter, yang dapat dibatasi secara lebih jauh sebagai:
a.    Merupakan salah satu faktor produksi dalam bentuk peralatan produksi, bukan untuk tujuan dikonsumsi.
b.    Umur pemakaiannya lebih dari 1 tahun (durable goods), dan nilainya relatif mahal.
c.    Digunakan dalam proses produksi pembuatan barang dan jasa secara terus menerus (repeatedly) dan berkesinambungan (continously), baik langsung maupun tidak langsung.
d.    Mencakup pembelian dan pengadaan barang modal baru dari dalam negeri, serta barang modal baru maupun bekas dari luar negeri.
e.    Perbaikan secara besar-besaran yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian barang-barang modal tersebut.
f.     Pengeluaran untuk peningkatan nilai guna tanah seperti kegiatan pengembangan dan pembukaan lahan baru, pematangan tanah dan reklamasi, perluasan hutan, perluasan perkebunan, dan sejenisnya.
Yang tidak digolongan sebagai kapital adalah:
a.    Pembelian tanah
b.    Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).
c.    Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).
d.    Pembelian barang tahan lama oleh rumahtangga yang bukan untuk keperluan usaha
e.    Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk dikembangbiakkan).
f.     Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan hak kepemilikan (properti) sejenis.
g.    Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk dikembangbiakkan).
h.    Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan hak kepemilikan (properti) sejenis

Estimasi stok kapital menggunakan Perpetual Inventory Method (PIM), yang pengukurannya diperhitungkan dari besarnya pembentukan modal tetap bruto yang terjadi pada masa-masa sebelumnya sampai dengan waktu tertentu. Pengukuran dilakukan melalui pendekatan “delayed survival function”. Melalui pendekatan ini, estimasi stok kapital memperhitungkan faktor “retirement” dan penyusutan. Dalam hal ini, penyusutan diperhitungkan terhadap nilai stok kapital bruto setelah dikurangi dengan “retirement” sebelumnya.
Penghitungan stok kapital menggunakan formula sebagai berikut:
GCS (t)  =  GCS (t-1)  +  GFCF  (t) – R(t)
dimana     :
GCS (t)     =          Gross Capital Stock tahun ke t  (1981)
GCS (t-1)             =          Gross Capital Stock tahun t-1  (1980)
GFCF  (t)  =          Gross Fixed Capital Formation
selama tahun ke t         
R(t)                        =          Retirement pada tahun t
5.   Bekerja
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja yang tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

6.   Upah/Gaji Bersih
Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Penerimaan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan.

7. Produktivitas Multi Faktor
Adalah rasio dari output terhadap lebih dari satu factor input. Sebagai contoh ; untuk mengukur produktivitas dengan mempertimbangkan input dari tenaga kerja dan kapital secara bersamaan
Ini adalah dasar untuk pendekatan Total Faktor Produktivitas

8. Total Faktor Produktivitas

Top of Form
TFP mencerminkan efisiensi dan efektivitas faktor-faktor produksi secara bersama-sama yang digunakan untuk memproduksi output barang dan jasa

Top of Form
TFP meliputi semua faktor kualitatif yang memungkinkan sumber daya yang ada untuk digunakan secara optimal untuk menghasilkan lebih banyak output per unit input.

Top of Form
















TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS

TFP mengugkapkan pengaruh dari perbaikan kualitatif yang memungkinkan untuk meningkatkan keluaran tanpa menggunakan tambahan masukan . Ini berarti membuat lebih cerdas dan lebih baik menggunakan sumber daya yang tersedia, seperti:
     * Pengenalan teknologi baru atau peningkatan teknologi
     * Inovasi
     * Teknik manajemen yang lebih baik
     * Keuntungan dari spesialisasi
     * Perbaikan dalam efisiensi
     * Pekerja 'pendidikan, keterampilan dan pengalaman
     * Kemajuan dalam teknologi informasi

Contoh : Top of Form
* Keuntungan dari spesialisasi, Teknik Manajemen yang lebih baik,  Pekerja 'pendidikan, keterampilan dan pengalaman akan menghasilkan pekerja yang lebih cerdas dan lebih baik

Top of Form
Peningkatan Efisiensi, Upgrade teknologi,  inovasi,  Kemajuan dalam teknologi informasi akan menghasilkan kemampuan peralatan dan mesin menghasilkan yang lebih tinggi dan  perbaikan.

Gambar dibawah ini menjelaskan tentang pertumbuhan Total Faktor Produktivitas dalam rangka meningkatkan output tanpan menambanh jumlah Inpu secara kuantitatif





Top of Form
Peningkatan produktivitas dapat diperoleh oleh dua cara yang berbeda berarti.

1. Fungsi produksi tetap tidak berubah tetapi meningkatkan intensitas modal  (gerakan dari P0 ke P1). Peningkatan intensitas modal dari K/L0 untuk K/L1 meningkatkan produktivitas dari Y/L0 ke Y/L1.

2. Sebuah volume produksi yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan jumlah yang sama tenaga kerja dan modal (gerakan dari P1 ke P2, perbaikan TFP) Produktivitas meningkat dari Y/L1 untuk Y/L2, pada intensitas modal yang sama, K/L1.

Top of Form

A. Mengungkap pengaruh dari hal-hal kualitatif
Pada tingkat ekonomi, ada dua cara mengestimasi TFP:

1.    Kerangka Pertumbuhan Akuntansi

Berdasarkan Fungsi Produksi Cobb Douglas. Didasarkan pada pemikiran bahwa pertumbuhan dalam faktor tidak dapat diukur (atau kualitatif) adalah perbedaan antara pertumbuhan output secara keseluruhan dan peningkatan input faktor terukur.

Persamaan :
Pertumbuhan TFP = Pertumbuhan GDP -  Pertumbuhan tertimbang  faktor input

Bobot faktor input mencerminkan kontribusi bahwa faktor tertentu untuk pertumbuhan output secara keseluruhan. Bobot ini  adalah dari factor yang berbagiterhadap total output.

contoh
Dengan asumsi di suatu negara, sekitar 42% dari total output di bagikan kepada pekerja sebagai upah, sedangkan sisanya 58% untuk modal dalam bentuk bunga dan keuntungan. Ini berarti bahwa bobot diberikan adalah 0,42 untuk tenaga kerja dan 0,58 untuk modal.
Oleh karena itu,

Pertumbuhan TFP = pertumbuhan GDP – (0.42 x tingkat pertumbuhan TK) – (0.58 x tingkat pertumbuhan kapital)


2.     Regresi
Merupakan  hubungan statistik antara output (PDB), faktor sumber daya terukur (seperti tenaga kerja dan modal) dan kelompok faktor kualitatif.
persamaan:
PDB = tingkat factor input tertimbang + TFP


Bobot diperkirakan. Untuk mengatasi faktor kualitatif  yang tidak dapat diukur, proxy, biasanya tren waktu yang digunakan. Setelah latihan regresi, sebuah persamaan seperti berikut dapat diperoleh:

    PDB = (a X tenaga kerja) + (b X modal) + (c X waktu)
di mana a, b​​, c adalah koefisien korelasi. Pertumbuhan TFP diberikan oleh koefisien dari variabel waktu, c.






B. Kontribusi TFP  terhadap pertumbuhan Ekonomi

ada dua sumber utama Dalam pertumbuhan ekonomi  yang teridiri dari :
  1. pertumbuhan Tenaga Kerja
  2. Pertumbuhan Produktivitas

Perhatian pembangunan sebaiknya berfokus pada pertumbuhan jangka panjang  yang berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas yang menentukan standar hidup masa depan

Tujuan akhir peningkatan produktivitas adalah menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik, tujuan tersebut dapat dicapai melalui dua cara yaitu :
1.    Penambahan input secara kuantitatif dengan menambah jumlah penyerapan tenaga kerja dan penambahan investasi dalam bentuk modal yang akan menghasilkan Produk Domestik Bruto lebih tinggi
2.    Penambahan input secara kualitatif melalui peningkatan kualitas Angkatan Kerja dan kualitas system dan modal yang akan menghasilkan Total Faktor Produktivitas yang lebih Tinggi sehingga Produktivitas yang lebih tinggi akan diperoleh.yang memberikan efek terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto
Secara bersama-sama input kuantitatif dan input kaulitatif mampu mengingkatkan Produk Domestik Bruto maka akan tercipta kesejahteraan meningkat dan standar hidup yang lebih tinggi sehingga kualitas kehidupan akan menjadi lebih baik

Pertumbuhan lapangan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan:
·         Perluasan industri melalui program industrialisasi.
·         Peningkatan iklim investasi di berbagai sektor ekonomi

Pertumbuhan produktivitas tergantung pada beberapa faktor seperti:
·         Ekspansi kuantitatif modal fisik per pekerja atau intensitas modal
·         pertumbuhan TFP
intensitas modal mengukur ekspansi modal fisik (aset tetap) yang dialokasikan untuk setiap karyawan. Rasio ini menunjukkan apakah suatu industri relatif padat modal atau Padat karya
pertumbuhan TFP mengukur perbaikan dalam aspek kualitatif dari Tenaga Kerja dan input modal dan input-input tersebut bekerja sama secara efisien



C. Hubungan antara Varabel ekonomi kunci terhadap ekonomi

Hubungan PDB terhadap Produktivitas Tenaga Kerja dengan pertimbangan :
      PDB          = Y
Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja atau total Jam-pekerja = L

Persamaan :

Output
Produktivitas Tenaga Kerja =     --------------------------------
       Unit Input Tenaga kerja


Atau
PDB
Produktivitas Tenaga Kerja =     --------------------------------
Jumlah Tenaga kerja


Jadi,                                  P = Y / L

                                Y = P * L ... ... ... ... ... (1)
Secara matematis, persamaan ini dapat dinyatakan dalam hal pertumbuhan dalam variabel. Persamaan pertumbuhan:

                           Ygr = Pgr + Lgr ... ... ... .... (2)
Dengan kata lain, dari waktu ke waktu, pertumbuhan PDB (Ygr) adalah jumlah dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Pgr) dan pertumbuhan angkatan kerja yang dipekerjakan (Lgr).
Derivasi matematis dari hubungan ini dimulai dengan fungsi produksi. Melalui serangkaian persamaan matematika, sebuah persamaan yang berkaitan tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (P), intensitas modal (K / L) dan TFP (A), dapat diturunkan, sebagai berikut:
            Pgr  = Agr + b (K / L) gr ... ... ... ... ... (3)

Para koefisien b menunjukkan bagaimana produktivitas yang akan tumbuh untuk setiap perubahan persentase dalam intensitas modal.
             Agr = Pgr - b (K / L) gr ... ... ... ... ... (4)

1.     Hubungan TFP dengan PDB
n  hubungan antara TFP dan PDB melalui produktivitas tenaga kerja. Dengan mengambil persamaan (2) dan (3) secara bersamaan :
              Ygr = Pgr + Lgr
                    = (Agr + b(K/L)gr) + Lgr ……….. (5)
Dari sini, kita dapat memperoleh persamaan yang mendasari kerangka perhitungan pertumbuhan.
              Ygr = Agr + aLgr + bKgr ……………. (6)
Dimana a diukur  sebagai  bagian tenaga kerja pada out put atau PDB
sementara b di ukur dengan bagian dari bagian modal  pada output atau PDB

2.    Hubungan Produktivitas Tenaga Kerja terhadap  TFP

Produktivitas Tenaga kerja  ditentukan oleh sifat dan perubahan dalam proses produksi. Perbaikan (baik kuantitatif atau kualitatif) dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Perbaikan kuantitatif dalam bentuk intensitas modal lebih tinggi
Perbaikan kualitatif meliputi perbaikan organisasi, kemajuan teknologi dan meningkatnya kualitas angkatan kerja, dengan kata lain, TFP.

D.   Faktor yang menentukan Total Faktor Produktivitas

Ada lima factor yang menentukan TFP  terdiri dari :
1.    Pendidikan dan Pelatihan (Eductioan and Training)
2.    Stuktur Modal (Capital Structur)
3.    Intensitas Permintaan (Demand Intensity)
4.    Restruktursasi Ekonomi (Economic Restructuring)
5.    Kemajuan Teknis (Technical Progress)

1. Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga kerja terampil diperlukan untuk memenuhi peningkatan investasi modal.  Peningkatan hasil pendidikan dalam peningkatan kemampuan belajar. Hal ini akan memperpendek kurva belajar dari angkatan kerja dan tenaga kerja yang memungkinkan untuk mengatasi dengan teknologi baru dan canggih. Oleh karena itu, tenaga kerja terampil dan berpendidikan lebih tinggi akan lebih efficeint dan menghasilkan produk yang berkualitas lebih baik dan layanan yang akan memberikan kontribusi peningkatan TFP.


2. Struktur modal
Berkaitan dengan proporsi investasi input modal produktif. Investasi dalam mesin dan peralatan yang input modal produktif akan menghasilkan output langsung dibandingkan dengan investasi di bidang infrastruktur, pabrik dan bangunan yang memiliki periode  lagi. Oleh karena itu, pertumbuhan TFP yang lambat menunjukkan bahwa modal produktif belum dialokasikan secara efisien dan sepenuhnya dimanfaatkan.

3. Intensitas Permintaan
Mencerminkan tingkat pemanfaatan kapasitas produktif perekonomian. Kenaikan dalam permintaan akan menyebabkan peningkatan produksi dan pemanfaatan penuh mesin yang ada dan peralatan yang akan memperluas skala ekonomi, mengakibatkan peningkatan TFP.

4. Restrukturisasi ekonomi
Mengacu pada pergerakan sumber daya dari yang kurang produktif ke sektor yang lebih produktif ekonomi. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa sumber daya di sektor-sektor yang lebih produktif ekonomi yang digunakan pada tingkat yang lebih efisien dari sumber daya di sektor yang kurang produktif.

5. Kemajuan teknis
Mengacu pada pemanfaatan yang efektif dan efisien teknologi, inovasi, sikap kerja dan manajemen & efektivitas organisasi. Dengan kemampuan teknologi tinggi, tenaga kerja termotivasi dan manajemen yang efektif, nilai-tambah yang lebih tinggi dengan biaya kompetitif. produk dan jasa akan diproduksi


Didefinisikan secara luas, bahwa Pertumbuhan TFP mencakup semua perubahan kualitatif dalam tenaga kerja dan modal, termasuk perubahan dalam komposisiny serta intensitas permintaan, restrukturisasi ekonomi dan kemajuan teknis.

















  1.  
Contoh Hubungan antara Determinan:
Jika pendidikan dan peningkatan keterampilan dilakukan secara independen dari pengembangan industri dan restrukturisasi ekonomi, ekonomi mungkin berakhir memiliki tenaga kerja baik tetapi tanpa pekerjaan.

Jika teknologi dikembangkan ketat dalam laboratorium terbatas, industri mungkin tidak siap untuk dikomersialisasikan R & D dilakukan.













BAB IV

PERHITUNGAN TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS (TFP) NASIONAL

1.    Estimasi Pertumbuhan TFP

         Hubungan antara output dan input dapat dinyatakan sebagai

Total Produksi = TFP x   Total production = TFP * kombinasi volume input
  Dengan kata lain,  Qt = At F (Kt,Lt)

  Dimana  Q = Output
                K = jumlah modal yang diberikan
                L =  Jumlah jasa tenaga kerja yang diberikan
                A =  tingkat efisiensi
                 t  =  waktu                                                                  
                

Spesifikasi dari Fungsi produksi di atas  menunjukkan bahwa:
Qt bisa berubah bahkan jika jumlah modal dan tenaga kerja tetap sama
At adalah independen dari pertumbuhan di dua input utama
At  mencerminkan efek pada output total dari semua faktor-faktor selain jumlah tenaga kerja dan modal (itu disebut sebagai produktivitas faktor total)

Berdasarkan metode perhitungan pertumbuhan, pertumbuhan dapat diurai menjadi :

      Qtg  =  TFPG + SkKtg + SlLtg
    
      TFPG  =  Qtg -  SkKtg - SlLtg
Dimana
Qtg  =  Tingkat pertumbuhan output
TFPG = tingkat pertumbuhan TFP
Ktg =  tingkat pertumbuhan input modal
Ltg  =  tingkat pertumbuhan input Tenega kerja
Sk = relative share dari modal dalam pendapatan
Sl  =  relative share dari Tenaga Kerja dalam pendapatan
Sk + Sl =  1

Output
PDB harga konstan.

Capital
Asset produktif seperti permesinan, bangunan dan peralatan kantor
Membutuhkan nilai-nilai jasa modal yang digunakan dalam proses produksi selama periode satu tahun akuntansi

Tenaga kerja
Gunakan jumlah orang yang dipekerjakan termasuk wiraswasta.
Kontribusi Tenaga Kerja
Kontribusi Tenaga Kerja didefinisikan sebagai rasio dari kompensasi tenaga kerja terhadap PDB pada harga konstan
  
Kontribusi Modal
Didefinisikan sebagai  1 – kontribusi Tenaga Kerja.


2.    Perhitungan Kapital Stok Nasional
Volume pelayanan yang diberikan oleh modal (aktiva produktif) adalah sebanding dengan volume Sok Kapital  itu sendiri.

Panduan:
Jika perkiraan aktual data stok kapital tersedia, menggunakannya dalam estimasi .

Jika perkiraan aktual stok kapital tidak tersedia, gunakan pilihan berikut:
       Gunakan hasil estimasi dari sumber yang diterbitkan lainnya.
       Gunakan data proxy untuk estimasi dengan menggunakan Perpetual
          Metode persediaan. (Perpetual Inventory Method)









Perpetual Inventory Method

Stok capital di estimasikan dengan mengikuti Perpetual Inventory Method:

                      Kt = (1 – d)Kt-1 + It

Dimana
       Kt = stok capital pada awal waktu t
            It =  investasi pada tahun t
             d =  rasio  depresiasi pada tahun t

panduan:
1) Untuk memiliki perkiraan dari stok kapitaluntuk patokan tahun.
2) Sebuah jumlah sederhana dari investasi selama tahun tertentu jumlah tahun digunakan sebagai aproximasi dari acuan tahun stok capita
3) Ketika depresiasi data tidak tersedia,tingkat bunga tetap digunakan.

Data yang dibutuhkan

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada harga konstan dari pemerintah dan swasta

Langkah Perhitungan
  
     Langkah1
      Kumpulkan data PMTB pada harga konstan dari pemerintah dan sector swasta

    Langkah 2
      Jumlahkan total sepanjang taun

·         langkah 3
Mendapatkan perkiraan Stok Kapital diawal tahun t. Sebagai contoh:
K1975 = I1960 I1961 + + ... ... .. + I1974
·         langkah 4
masukan variabel ke dalam persamaan untuk memperoleh stok capital dalam tahun berjalan. Dengan asumsi tingkat depresiasi adalah 3%.



9 komentar:

  1. Terimakasih atas pencerahan bapak tentang productivitas. Mohoh ijin saya gunakan beberapa pernyataan bapak untuk jadi referensi proposal penelitian saya tentang produktivitas.

    BalasHapus
  2. Silahkan Bu, digunakan, semoga bermanfaat bagi kita semua.

    BalasHapus
  3. Pak boleh tanya bagaimana cara menghitung stok kapital pada awal tahun yang biasanya dgn gross up method? Mohon diberi tahu secara lbh detailnya. Terima kasih sebelumnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oya pak jika menghitung stok kapital per sektoral dgn PIM, maka tingkat depresiasi yg dipakai juga per sektoral juga? Nah data depresiasi per sektor apa yg dipublish di tabel I-O?

      Hapus
  4. mohon informasi apakah data PMTB tidak bisa dimasukan sebagai salah satu input dalam proses produksi, mengingat ketersediaan data stok kapital yang minim. dan bagaimana dengan publikasi BPS yang menyatakan salah satu tahun bahwa stok kapitalnya negatif

    BalasHapus
  5. pak, tolong minta paper atau referensi dari tulisan ini. mohon di email ke : ardisury4@gmail.com. untuk keperluan latar belakang skripsi pak, mohon bantuannya

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah.....sudah lebih pinter sekarang...
    Trm kasih atas setitik ilmu tp maha luas.
    semoga barokah.

    BalasHapus
  7. Bapak, boleh saya tau referensi TFP ini dari buku apa? saya sedang mempelajari TFP untuk sripsi saya pak, Terima kasih

    BalasHapus
  8. Pak, boleh saya minta referensi bapak untuk keperluan skripsi, terima kasih.

    BalasHapus